My Y!

Friday 25 April 2008

it's all about me, sadly...

I should remember
the right guy not always stay
someone that I never knew
or someone that I did not expected
or someone who already steal my heart
but I did not notice it
or I never know

until the day come to the end
when the sun who rise
finally set in the west
I'll keep my eyes on you

Together we'll seek the truth
until our different life.. touch each other
two ways of line... finally met on a single mark
then draw itself together... as a single line
'til death do us apart


P.S.: Puisi in ane ketemeuin di antara beberapa kertas sisa jaman dahulu, kebetulan bareng ama block note and bukunya Natsume Soseki's I am A cat punyanya Leli (maap Le, ternyata blom kebaca mpe sekarang). Keknya waktu itu lagi brokenhearted deh.... Dan kemaren menemukan kecengan waktu jalan-jalan. Seorang kecengan iseng buat have fun gila ajah ma temen saya yang atu ini. SEMANGAT Yenk!

Monday 21 April 2008

Kalo nanya tipe cowok idaman

Kalo digabung, pria idaman niyh
1. Surya Saputra

Dia cowok chubby yang punya good sense of humor. Selain itu, wajahnya ekspresif, tipe wajah yang ekspresinya kek di komik2 Jepang. Beberapa kali ngeliat di tipi pas dia lagi ma sang pacar yang sekarang, kyk cowok tipe penyayang tuh, Care banget ma ceweknya. Kira-kira kalo dia ngga chubby2 banget bisa jadi the prince who riding the white horse, longing for his princess in the tower. Halah...



2. Nicholas Saputra

Pertama liat dia dan jadi naksir adalah pas liat poster (he-eh, bener, emang poster) AADC yang termasyhur itu. Profil wajahnya dari samping perfect. Saya suka liat matanya yang sipit, nyaris segaris (entah ada apa dengan pria mata sipit yang khas itu), paling suka dengan bentuk idungnya yang mancung agak lancip (hah!), trus melengkung sempurna, ke bagian bawah idung dan nyambung ke bentuk bibir yang tipis. Suaranya juga enak didenger, sengau gimana gitu. Plus, kek ada kepribadian unik (yang ngga 'Rangga' lho) darinya yang ngga semua orang punya. Mungkin emang pas banget ya jadi lawan main seorang Dian Sastro yang filsuf abis. Ya Allah, kalo Nico aja segini gantengnya gimana Nabi Yusuf yah? Subhanallah...


3. Fedi Nuril

Eits... Saya bukan penggila AAC the movie lho (tetep lebih suka ma versi novelnya, penyejuk jiwa, bukan berniat menghujat filmnya niyh, dan saya tau ga gampang bikin film, palagi adaptasi novel), tapi dari pertama kali liat di film Mengejar Matahari (selain mantengin Fauzi Baadila yang cowok banget dan Winky yang wajahnya lucu) saya udah ngerasa ngingetin dia yang mirip ma seseorang, tapi ga pernah inget siapa dia sampe sekarang. Ga ada yang bisa dimasukin kategori ganteng dari wajahnya (dan saya bukan penganut aliran tergila-gila kegantengan seseorang). Saya suka aja pas bibirnya ketarik ke samping membentuk senyuman bersama ribuan otot wajahnya yang bikin semakin khas. Walo sang keponakan (yang juga suka Fedi, sejak maen di film Garasi) teteup aja pengen bahas, bahwa matanya tu beda. Dan untuk seorang Fedi, pemikirannya cukup dewasa juga. Dan tetaplah menjadi misteri buat saya, mirip siapakah wajahnya? (jodoh saya dalam mimpikah? Amin)


4. Winky Wiryaw
an

Liat dia cuma keinget satu hal, devilian smile, lengkap dengan devilian horn, perfectly two pairs of tusk and a red tail. Tapi lucyuch (ich...) Kalo saya diberi kesempatan untuk jadi casting director sebuah film, dia adalah sosok yang tepat buat jadi The Devil yang sering menggoda manusia kek yang di film2 kartun ituh...




5. Darius Sinathrya

Nah, ini ketertarikan fisik. Saya suka wajahnya, karena sampe kapanpun saya ngga bakal bisa nggambar wajahnya, padahal wajahnya adalah model yang tepat untuk gambar manga pria ngganteng dalam serial cantik. Oooh...





6. Ringgo Agus Rachman, Raditya Dika

Dua Kata, KUPRET ABIS! (hanya dia dan Tuhan yang tau apa maksudnya ini...)


7. Heath Ledger
Wajahnya ngingetin saya ma adeknya temen yang bentuk mukanya khas, mata yang sipit, wajah mengkotak, bercambang, air muka yang cenderung kek senyum di saat diemnya. Just too bad, dying young.

8. Devon Sawa, Elijah Wood, Brad Renfro, VJ Utt de-el-el
Idola di kala muda.

9. Richard Gere, George Clooney, Kevin Costner, Alex Komang, John Cusack, Pierce Brosnan, Sean Connery, Jhonny Depp, Edward Norton, Jude Law dan bapak2 lainnya yang semakin tua semakin ganteng dan charming (my friend's said once). Halah......


10. Tak lengkap rasanya kalo ada kategori bapak-bapak (baca:oom-oom) tapi ga da kategori anak-anak (baca:brondong) kek Jeremy Sumpter (cast as Peter Pan), Liam Aiken (Cast as Klaus Baudelaire in A series of Unfortunate Events) dan Thomas Sangster (cast in Love Actually), Daniel Radcliffe (cast as.... masa ga kenal?)

P.S.: FYI, those picture was taken from various webpage and other's people photograph. Do not for taken. haha...

Friday 11 April 2008

Codename: Sanjay Dutt

Teringat sekitar 2 tahun lampau. Di sebuah pojok tempat yang terkenal seantero jagad, saya ma temen lagi duduk-duduk bengong kek orang mehong. Dasarnya emang lagi ga da kerjaan, kita mengintai-intai orang yang lewat sono-sini. Dan kejadian itupun terjadi. Saat ngeliat seseorang yang agak-agak ndhut, rambut model rada jambul di depan, pake kacamata rayban gedhe yang in tahun 80-an, dua kancing paling atas kemeja dibuka, pake jaket, naek motor bebek. Temen saya langsung bilang,"Sanjay Dutt lewat."

Huahahaha.........

Hal-hal kek gini yang bikin saya kangen ngumpul-ngumpul ma temen-temen, baik temen kuliah, temen gaul dan digauli. Ada aja hal-hal yang sebenernya ga penting dibahas, jadi bahan obrolan, ngledek kiri kanan, apapun buat jadi bahan ketawaan. Mungkin kekreatifan dipupuk dari situ kali yee. Pas kita liat sesuatu yang temen ato orang lain ga liat, trus nyambungin ke manaaa gitu dan akhirnya malah bikin ketwa ato nangis bahagia. Pokoknya have fun! Seeing different thing, the other side of the box, or outside the box, and programming our brain to relate it to something else. Ga semua orang bisa melakukannya, bahkan akhirnya bisa ngingetin sesuatu yang bisa menghibur. That's why, stand in comedy itu susah. Bayangin, ngelawan rasa nervous dan demam panggung, dan membuat orang lain terhibur ma kita. Mungkin lebih susah dari nyanyi, how to keep people contacted to us and make them laugh at or with us. Trus, apa hubungannya dengan codename:sanjay dutt? Cuma pengen bilang, dibalik setiap masalah pasti ada hikmah, lhoh... ga nyambung... Maksudnya, coba liat sebuah masalah dari sisi yang lain, kita akan liat sesuatu yang bisa bikin kita nyelesaiin maslah, ato setidaknya, sejenak mengalihkan perhatian buat refresh. Kek saya ngeliat ato ngedengar nama Sanjay Dutt, bisa bikin saya senyum, padahal boro-boro seneng film India...(jijay bajay cutbray sanjay duttay)

That's it.

Thursday 3 April 2008

Pengen punya rumah.....

Ingatan saya melayang balik ke bertahun-tahun yang lampau (cieee....) pas sering diajak dolan jalan-jalan ma Bapak. Kala itu, pas lebaran, pernah maen ke Jogja, saya lupa di kawasan mana, ke rumah salah seorang sodaranya Bapak, kalo saya mungkin harus memanggilnya Eyang. Rumah itu ga gedhe-gedhe amat. Tapi cozy dan adem, khas berbau pandan (?). Waktu itu saya masih kecil dan ga begitu perhatian. Dengan berbagai kue sederhana khas Jawa, saya juga disuguh es sirup cocopandan yang segar di kala panas. Kalo diinget sekarang, rumah itu berarsitektur jengki. Eh, apaan tuh?

Well, itu salah satu model rumah yang berkembang di Indonesia antara tahun 70-an or 80-an. Model rumah yang biasanya terdapat jajaran jendela panjang, dengan angin-angin yang didominasi bentuk garis-garis, kotak ato bulat-bulat yang berjajar, ada kelebihan tembok yang sengaja dibuat miring ato lurus, kadang depan ada teras mungil ato beranda, terdapat kursi anyaman rotan dengan sandaran tinggi satu set dengan meja, atap pelana yang bikin ada bagian dinding rumah jadi keliatan lebar. Rata-rata lantainya diubin (jaman itu ga populer pake keramik kalee) dan tembok di cat dengan warna kalem seperti putih dan gradasinya ato warna-warna muda.

Pas kita masuk, di dalam jadi terasa sejuk dan luas karena dindingnya biasanya tinggi. Nah, satu lagi yang khas, pintunya biasanya dari kayu krepyak model kek gebyok, ato kayu jati dicat coklat. Jendela model bukaan kaca dan kusen dari kayu ato alumunium, lebar ato rendah. Segalanya didominasi garis ato bulat. Kalo jaman dulu ato sekarang sering liat filemnya DonoKasinoIndro yang jaman dulu, rata-rata setting rumah ato kostnya masih pake rumah jengki ini.


Katanya (karena saya bukan orang arsitek dan ga ngarti sejarah arsitek), aristektur rumah jengki adalah sebuah usaha untuk meninggalkan arsitektur kolonial menjadi lebih modern, biasanya menerapkan beberapa gaya dan meninggalkan kesimetrisan ato stereotip pintu, jendela dan elemen-elemen rumah lainnya. Mungkin semacam "pemberontakan" arsitek dari gaya yang banyak terdapat di jaman itu dan pengen bikin khasnya gaya Indonesia. Who knows?
Ingatan saya yang kuat tentang suasana rumah model jengki itulah yang bikin saya pengen punya rumah seperti itu juga suatu saat nanti. Rumah yang bikin betah, dengan segala perabotnya yang minimalis dan praktis, dan ga ribet diurus. Tapi kapan ya?

P.S.: tu foto dari http://arch_nov.blogs.friendster.com/ lhoh, maap, foto saya ilang, huehehehe...