Tuesday, 29 January 2008
In Memoriam, H.M. Soeharto
Akan datang hari Mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa Tak ada suara
Dari mulut kita
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba...
Rabbana Tangan kami
Kaki kami Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna
Mohon karunia Kepada kami
HambaMu Yang hina
Ketika Tangan dan Kaki Berkata
by Chrisye
Poet by Taufik Ismail
P.S.: Semoga diterima segala amalannya di sisiNya dan diampuni segala dosanya. Amien.
Udah saatnya kita memaafkan beliau (walo itu ga berarti menghentikan penyidikan kasusnya Bo!). Toh memaafkan tidak menurunkan derajat kita kan?
He is a good leader, despite all of his lackness. Banyak orang juga yang masih mengharap beliau jadi presiden, it's only a dream though. Ga sedikit pula rakyat yang ngerasa kehilangan, mereka pada nunggu di sepanjang jalan rute RSPP-Cendana-Halim_Adisumarmo-Astana. Menurut saya itu juga karena mereka ngerasa kehilangan sosok pemimpin konkrit (walo mungkin mereka cuma penasaran aja kali yee... Saya cuma pengen hiperbolis ajah). Aniwei, I'm happy to see the funeral from TV (lhoh...) 'cause it's a military ceremony called "Apel Persada."
Labels:
story
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment