Di saat yang bersamaan dengan Indonesia merayakan 100 tahun Kebangkitan Nasional, kita kembali kehilangan tokoh nasional.
Setelah Alm. Sophan Sophiaan meninggal karena kecelakaan dalam Tour Motor Gedhe di Ngawi (dalam rangka kebangkitan nasional juga), Mantan Gubernur Jakarta, Bapak Ali Sadikin dan tokoh jurnalis Ibu S.K. Trimurti meninggal pada tanggal 20 Mei 2008.
Ali Sadikin lahir di Sumedang, Jawa Barat pada 7 Juli 1927. Sosok dan kepemimpinannya memang fenomenal. Ia dikenal lugas, tegas, cerdas, agak keras kepala, penuh kontroversi, dan sangat memikirkan rakyat. Di tangannya, Jakarta menjelma jadi kota modern. Bang Ali pergi untuk selamanya dengan meninggalkan banyak kesan dan kenangan. Salah satu Jakarta yang modern.
Soerasti Karma Trimurti kelahiran Solo, 11 Mei 1912, ini dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan. Ia dikenal pemberani. Dan, karena keberaniannya pula ia dua kali dijebloskan ke bui Bulu, Semarang, pada 1936 dan 1939. Pemerintahan Kolonial Belanda tidak senang dengan gerakan perlawanan antipenjajahan yang terus dibangun S.K. Trimurti.
Trimurti menikah dengan Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi, 19 Juli 1938. Kedua insan bahu membahu dalam mengusung semangat perjuangan. Anak mereka, Moesafir Karma Boediman dan Heru Baskoro, lahir di dalam penjara Belanda yang kumuh dan sempit.
Semoga perjuangan mereka selalu menginspirasikan kita yang muda, semua amalan ibadah mereka diterima disisiNya, dan diampuni segala dosanya. Amiien...
Trimurti menikah dengan Sayuti Melik, pengetik naskah proklamasi, 19 Juli 1938. Kedua insan bahu membahu dalam mengusung semangat perjuangan. Anak mereka, Moesafir Karma Boediman dan Heru Baskoro, lahir di dalam penjara Belanda yang kumuh dan sempit.
Semoga perjuangan mereka selalu menginspirasikan kita yang muda, semua amalan ibadah mereka diterima disisiNya, dan diampuni segala dosanya. Amiien...
No comments:
Post a Comment